welcome..

Selamat datang di blog saya

WELCOME

WELCOME

Rabu, 05 Februari 2014

Ketika Keberadaanmu Tidak Dihargai

Ketika keberadaanmu tidak dihargai, seharusnya kita pergi sejauh mungkin dari keadaan itu. kita berhak untuk mendapatkan tempat yang layak. kita tidak seharusnya menjatuhkan diri di hadapan orang yang ingin menjatuhkan kita. tidak. seharusnya tidak.

namun, ada situasi yang mengharuskan kita bertahan dalam keadaan seperti itu. semua itu dilakukan demi kesuksesan di masa yang akan datang.

Tapi, tidak kah orang-orang tersebut berfikir, kalo tindakan mereka itu sungguh keterlaluan. sangat keterlaluan. keterlaluan sekali. saya disini hanya sendiri, sedangkan kalian berkoloni. tidak kah kalian berfikir, tanpa menindas saya pun kalian juga sudah pasti akan menang.
tidak kah kalian berfikir, saya ini lemah. saya tidak setangguh yang kalian kira, sehingga kalian menindas saya sesuka kalian.

Tolong, tunjukkan kepada saya bagaimana saya bisa keluar dari sini, tolong. bagaimana?


Bandar Lampung, Februari 2014

Sabtu, 02 Juni 2012

Ketika Cinta Berbuah Surga

" .... Anakku, sudah saatnya kau mencari teman sejati yang setia dalam suka dan duka. Teman baik, yang membantumu untuk menjadi orang baik. Teman sejati yang bisa kau ajak bercinta untuk surga."

Said tersentak mendengar perkataan ayahnya.

"Apa maksud Ayah dengan teman yang bisa diajak bercinta untuk surga?" tanyanya dengan nada penasaran.

"Dia adalah teman sejati yang benar-benar mau berteman denganmu bukan karena derajatmu, tetapi karena kemurnian cinta itu sendiri, yang tercipta dari keikhlasan hati. Dia mencintaimu karena Allah. Dengan dasar itu, kau pun bisa mencintainya dengan penuh keikhlasan, karena Allah. Kekuatan cinta kalian akan melahirkan kekuatan dahsyat yang membawa manfaat kebaikan. Kekuatan cinta itu juga akan bersinar dan membawa kalian masuk surga. 

so sweet... ^_^

Rabu, 22 Juni 2011

 






ABSTRAK


UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
THINK PAIR SHARE
 (Studi Pada Siswa Kelas VIII SMP PGRI 2 Katibung Kabupaten Lampung Selatan Semester Genap Tahun Pelajaran 2008/2009)


Oleh

Aulia Gustina Citra

Siswa kelas VIII SMP PGRI 2 Katibung tahun pelajaran 2008/2009 memiliki aktivitas belajar yang rendah.  Pembelajaran masih didominasi oleh guru.  Siswa hanya memperha­tikan saat guru menjelaskan.  Dalam belajar berkelompok siswa cenderung mengandalkan siswa lain yang dianggap lebih pandai.  Aktivitas yang rendah berdampak pada rendahnya hasil belajar matematika siswa.  Oleh sebab itu, maka diperlukan suatu model pembelajaran yang dapat mengem­bang­kan ke­mam­puan siswa kelas VIII tersebut untuk berpartisipasi lebih aktif dalam pembelajaran dan mem­­berikan kesempatan untuk bekerja sen­diri ataupun nekerja sama dengan orang lain.  Pene­litian ini bertujuan untuk mengetahui  peningkatran aktivitas belajar siswa yang berimplikasi pada peningkatan hasil belajar matematika siswa dengan penerapan pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share.  Tindakan pembelajaran dalam penelitian ini dilakukan dalam tiga siklus.  Kegiatan pada se­tiap siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.  Data pe­ne­­litian diperoleh melalui observasi pada saat pembelajaran, dan tes pada setiap akhir siklus.  Hasil pene­li­tian dan pembahasan menunjukkan bahwa penerapan mo­del pembel­ajaran ko­ope­ratif tipe Think Pair Share dapat meningkatkan aktiv­itas siswa  yang ber-dam­pak pada meningkatnya hasil belajar siswa. 

Kata kunci: aktivitas belajar siswa, hasil belajar siswa, Think Pair Share.

Rabu, 08 Juni 2011

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVUALIZATION ) / (TEAM ACCELERATED INSTRUCTION).

Pembelajaran kooperatif tipe TAI ini dikembangkan oleh Slavin. Tipe ini mengkombinasikan keunggulan pembelajaran kooperatif dan pembelajaran individual. Tipe ini dirancang untuk mengatasi kesulitan belajar siswa secara individual. Oleh karena itu kegiatan pembelajarannya lebih banyak digunakan untuk pemecahan masalah. 

Dari hasil kajian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan antara pembelajaran TAI (Team Assisted Indivualization) dengan TAI (Team Accelerated Instruction) adalah terletak pada pemberian bahan ajar untuk siswa. Pada TAI Assisted bahan ajar yang diberikan terhadap suatu kelompok tidak membedakan kemampuan individu. Sedangkan pada TAI Accelerated bahan ajar yang diberikan pada masing-masing individu dalam kelompok dibedakan sesuai dengan kemampuan, siswa dengan kemampuan bagus memperoleh bahan ajar dengan tingkat kesulitan yang lebih tinggi dibanding siswa yang memiliki kemampuan kurang.

Pembelajaran kooperatif tipe TAI ini mengkombinasikan keunggulan pembelajaran kooperatif dan pembelajaran indidvidual. Tipe ini dirancang untuk mengatasi kesulitan belajar siswa secara individual. Oleh karena itu, kegiatan pembelajarannya lebih banyak digunakan untuk pemecahan masalah, ciri khas pada tipe TAI ini adalah setiap siswa secara individual belajar materi pembelajaran yang sudah dipersiapkan oleh guru. Hasil belajar individual dibawa ke kelompok-kelompok untuk didiskusikan dan saling dibahas oleh anggota kelompok, dan semua anggota kelompok bertanggung jawab atas keseluruhan jawaban sebagai tanggung jawab bersama.
a.    Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe TAI adalah sebagai berikut:
Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari materi pembelajaran secara individual yang sudah dipersiapkan oleh guru.
b.    Guru memberikan kuis secara individual kepada siswa untuk mendapatkan skor dasar atau skor awal.
c.    Guru membentuk beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4-5   siswa dengan tingkat kemampuan yang berbeda-beda (tinggi, sedang, dan rendah). Jika mungkin, anggota kelompok terdiri dari ras, budaya, suku yang berbeda tetapi tetap mengutamakan kesetaraan jender.
d.    Hasil belajar siswa secara individual didiskusikan dalam kelompok. Dalam diskusi kelompok, setiap anggota kelompok saling memeriksa jawaban teman satu kelompok.
e.    Guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman, mengarahkan, dan memberikan penegasan pada materi pembelajaran yang telah dipelajari.
f.     Guru memberikan kuis kepada siswa secara individual.
g.    Guru memberi penghargaan pada kelompok berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar individual dari skor dasar ke skor kuis berikutnya (terkini).
Model pembelajaran kooperatif TAI Menurut Slavin (2008:195-200) secara umum TAI terdiri dari 8 komponen utama yaitu :
(1)  Teams/ Kelompok,
yaitu pembentukan kelompok heterogen yang terdiri atas 4 sampai 5 peserta didik, Fungsi utama dari Teams adalah membentuk tim agar mengingat materi yang diberikan dan lebih memahami materi yang nantinya digunakan dalam mengerjakan lembar kerja sehingga bisa mengerjakan dengan baik. Dalam hal ini biasanya siswa menggunakan cara pembelajaran diskusi tentang masalah-masalah yang ada, membandingkan soal yang ada, mengoreksi beberapa miskonsepsi jika dalam tim mengalami kesalahan. Anggota kelompok yang mengalami kesulitan belajar dapat bertanya kepada anggota yang telah ditunjuk sebagai assisten atau anggota lain yang lebih tahu.
(2)  Placement Test/ Tes Pengelompokkan
yaitu pemberian pre-tes kepada peserta didik atau melihat rata-rata nilai harian peserta didik agar guru mengetahui kelemahan peserta didik pada bidang tertentu, digunakan untuk membuat kelompok berdasarkan point yang kita peroleh.
Peserta didik diberi pre tes di awal pertemuan, kemudian peserta didik ditempatkan sesuai dengan nilai yang didapatkan dalam tes, sehingga didapatkan anggota yang heterogen (memiliki kemampuan berbeda) dalam kelompok. Berdasarkan tes penempatan, guru mengajarkan pelajaran pertama, kemudian peserta didik bekerja pada kelompok mereka masingmasing. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
1)    Peserta didik berpasangan atau bertiga dengan anggota kelompok mereka.
2)    Peserta didik diberi LKS pempelajaran yang disiapkan guru untuk bahan diskusi sebagai pemahaman konsep materi yang akan dipelajari. Peserta didik diberi kesempatan bertanya pada teman sekelompok atau guru untuk minta bantuan jika mengalami kesulitan. Selanjutnya dimulai dengan tes pertama yaitu tes keterampilan.
3)    Masing-masing peserta didik dengan kemampuannya sendiri mengerjakan 3 soal tes keterampilan yang pertama, bila sudah selesai, peserta didik boleh melanjutkan 3 soal berikutnya. Begitu sudah selesai baru melanjutkan 4 soal terakhir. Peserta didik yang mengalami kesulitan bisa meminta bantuan pada teman sekelompoknya sebelum meminta bantuan guru.
4)    Apabila sudah bisa menyelesaikan soal tes keterampilan dengan benar, peserta didik bisa melanjutkan mengerjakan tes formatif A yang terdiri dari 8 soal. Dalam tes ini peserta didik juga bekerja sendiri-sendiri dulu sampai selesai. Jika peserta didik dapat mengerjakan 6 soal dengan benar, maka peserta didik tersebut bisa mengambil soal tes keseluruhan. Jika peserta didik tidak bisa menjawab 6 soal dengan benar, guru merespon dan menampung semua masalah yang dimiliki peserta didik. Guru boleh menyuruh peserta didik untuk bekerja kembali pada nomor-nomor soal tes keterampilan dan kemudian mengambil soal tes formatif B, yaitu 8 soal kedua yang isi dan tingkat kesulitannya sebanding dengan tes formatif A. Selanjutnya peserta didik boleh melanjutkan ke tes keseluruhan. Peserta didik tidak boleh mengambil soal tes keseluruhan sebelum dia bisa menyelesaikan tes formatif dengan kelompoknya.
5)    Peserta didik kemudian mengikuti tes keseluruhan. Tes ini merupakan tes terakhir dalam model pembelajaran kooperatif TAI, yang terdiri dari 10 soal. Di sini peserta didik juga bekerja secara individu dulu sampai selesai. Setelah selesai baru bisa berdiskusi dengan kelompoknya. Setelah tes keseluruhan ini selesai kemudian dilakukan pembahasan dan penilaian bersama antara guru dan peserta didik.
6)    Penilaian kelompok Pada akhir pertemuan, guru menghitung nilai dari masing-masing kelompok. Nilai ini berdasarkan pada jumlah rata-rata dari anggota masing-masing kelompok dan ketelitian dari tes keseluruhan.
 Kriteria pemberian predikat berdasarkan kemampuan kelompok.
Kelompok dengan kemampuan bagus diberi predikat Super Team,
Kelompok dengan kemampuan sedang diberi predikat Great Team, Kelompok dengan kemampuan kurang diberi predikat Good Team.
Pemberian predikat ini bertujuan untuk memotivasi dan memberi semangat kepada masing-masing kelompok agar pada pembelajaran selanjutnya mau berusaha untuk melakukan yang lebih baik lagi.
7)    Mengajar kelompok Setiap pertemuan guru mengajar 10 sampai 15 menit untuk dua atau tiga kelompok yang mempunyai nilai yang sama. Guru menggunakan konsep belajar yang diprogramkan atau direncanakan sebelumnya. Tujuannya adalah untuk memperkenalkankonsep utama pada peserta didik. Pembelajaran dibuat untuk membantu peserta didik agar mengerti dan memahami hubungan antara matematika yang mereka pelajari dengan masalah kehidupan nyata. Ketika guru sedang mengajardalam suatu kelompok, peserta didik lain melanjutkan bekerja dalam kelompok mereka sendiri dengan kemampuan individu masing-masing.
(3)  Student Creative / Materi Kurikulum
yaitu  Pada proses pembelajaran harus disesuaikan dengan materi yang terdapat pada kurikulum yang berlaku dengan menerapkan tekhnik dan strategi pemecahan masalah untuk penugasan materi melaksanakan tugas dalam suatu kelompok dengan menciptakan situasi dimana keberhasilan individu ditentukan atau dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya,
(4) Team Study/     Kelompok belajar
 yaitu tahapan tindakan belajar yang yang harus dilaksanakan oleh kelompok dan guru memberikan bantuan secara individual kepada peserta didik yang membutuhkan.
 (5)  Team Scores and Team Recognition/ Penilaian dan pengakuan tim
 yaitu pemberian skor terhadap hasil kerja kelompok dan memberikan kriteria penghargaan terhadap kelompok yang berhasil secara cemerlang dan kelompok yang dipandang kurang berhasil dalam menyelesaikan tugas.
 (6) Teaching Group/ Mengajar kelompok
        yaitu pemberian materi secara singkat dari guru menjelang pemberian tugas kelompok.
(7)  Fact Test/ Lembar Kerja
         yaitu pelaksanaan tes-tes kecil berdasarkan fakta yang diperoleh peserta didik.
 (8)   Whole-Class Units/ Mengajar seluruh kelas
         yaitu pemberian materi oleh guru kembali diakhir   waktu pembelajaran dengan strategi pemecahan masalah.

Kelebihan yang dimiliki TAI  yaitu :
1)    Memotivasi siswa untuk saling membantu anggota kelompoknya sehingga tercipta semangat dalam sistem kompetisi.
2)    lebih menekankan kerjasama kelompok
3)    Tiap kelompok mempelajari materi yang sama sehingga memudahkan guru dalam penanganannya

Senin, 16 Mei 2011

Lubang di Hati





Akhirnya blog ini terupdate juga... J
walaupun blog ini begitu sepi, tidak ada  pengunjung lebih tepatnya.. :D
tapi blog ini cukup jadi ajang mengekspresikan diri saya dan belajar menuangkan aspirasi dalam bentuk tulisan, sekaligus sarana belajar nge-blog bagi saya yang gaptek ini.. J
sebenarnya, selain tidak ada waktu untuk meng-updatenya,, disamping kesibukan kuliah juga kesibukan kerja.. faktor lainnya adalah tidak adanya sesuatu (ide) yang bisa saya tulis di sini., :-D

Namun, pada kesempatan ini, saya hanya ingin mencurahkan segala isi di hati saya.  saat ini, hati saya "bahagia", bersyukur karena banyak orang-orang yang peduli dan care kepada saya. baik orang tua (ibu dan ayah), kakak saya, adik semata wayang saya, teman-teman kuliah yang sampai saat ini selalu memperhatikan saya. saya berharap, mereka (teman-teman kuliah s2 saya) akan selalu ada dihati saya dan saya pun selalu di hati mereka. 

Dan saya sangat bersyukur dengan ketenangan dan kebahagiaan dalam hidup saya. namun, dalam kesempurnaan hidup, tetap saja ada sesuatu yang kurang dalam hidup saya. kalau Letto bilang "ada lubang dihati". :-D

Ku buka mata dan ku lihat dunia
‘tlah ku terima anugerah dunia
Tak pernah aku menyesali yang ku punya
Tapi ku sadari ada lubang dalam hati
Ku cari sesuatu yang mampu mengisi lubang ini
Ku menanti jawaban apa yang dikatakan hati

Dan saya yakin, lubang itu akan tertutupi oleh Allah S.W.T, melalui hamba yang mencintai saya karena ia mencinta Allah, hamba yang namanya telah tertulis di Lauhul Mahfudz sebagai belahan jiwa, imam, dan pemimpin saya..
seseorang yang memiliki cinta sejati nan abadi yang teramat sangat saya cintai.. J ini jadi poin penting, karena dengan dia mencintai saya saja itu belum cukup, tetapi saya harus memiliki rasa cinta yang luar biasa untuk dia.

Dan akhirnya, saya sangat meyakini.. bahwa Allah yang pasti tahu yang terbaik untuk hambanya. Ya Allah, Ya Tuhanku, Tuntun hamba untuk selalu berada di jalan Mu,.. jangan biarkan hamba salah dalam melangkah, dan mengambil keputusan, berikan petunjukmu ya Rabb... amiiiinnn....

Selasa, 01 Maret 2011

MACAM-MACAM MODEL KONSEP KURIKULUM


Empat aliran pendidikan yaitu pendidikan klasik, pribadi, teknologi, dan interaksionis. Empat aliran atau teori pendidikan tersebut memiliki model konsep kurikulum dan praktik pendidikan yang berbeda. Model konsep kurikulum dari teori pendidikan klasik disebut kurikulum subjek akademis, pendidikan pribadi disebut kurikulum humanistik, teknologi pendidikan disebut kurikulum teknologis, dan dari pendidikan interaksionis disebut kurikulum rekostruksi sosial.

A.    KURIKULUM SUBJEK AKADEMIS

Kurikulum subjek akademis adalah model konsep kurikulum tertua dan masih sering dipakai sampai saat ini, karena kurikulum ini cukup praktis, mudah disusun, mudah digabungkan dengan tipe lainnya. Kurikulum subjek akademis bersumber dari pendidikan klasik (perenialisme dan esensialisme) yang berorientasi pada masa lalu. Kurikulum ini lebih mengutamakan isi pendidikan. Pada kurikulum ini, orang yang berhasil dalam belajar adalah orang yang menguasai seluruh atau sebagian besar isi pendidikan yang diberikan atau disiapkan oleh guru.

Isi pendidikan disesuaikan dengan displin ilmu. Para pengembang kurikulum tidak perlu menyusun dan mengembangkan bahan sendiri, melainkan cukup mengorgansisasi secara sistematis mengenai isi materi yang dikembangkan para ahli disiplin ilmu, sesuai dengan tujuan pendidikan dan tahap perkembangan siswa yang akan mempelajarinya. Kurikulum ini sangat mengutamakan pengetahuan maka pendidikannya lebih bersifat intelektual.

Kurikulum subjek akademis tidak berarti hanya menekankan pada materi yang disampaikan, dalam secara berangsur memperhatikan proses belajar yang dilakukan siswa. Salah satu contoh kurikulum yang berdasarkan atas struktur pengetahuan adalah Man: A Course of Study (MACOS). MACOS adalah kurikulum untuk sekolah dasar, terdiri atas buku-buku, film, poster, rekaman, permainan, dan perlengkapan kelas lainnya. Kurikulum ini ditujukan untuk mengadakan penyempurnaan tentang pengajaran ilmu sosial dan humanitas, dengan pengarahan dan bimbingan Brunner. Sasaran utama kurikulum MACOS adalah perkembangan kemampuan intelektual, yaitu membangkitkan penghargaan dan keyakinan akan kemampuan sendiri dan memberikan serangkaian cara kerja yang memungkinkan anak walaupun dengan cara sederhana mampu menganalisis kehidupan sosial.

Ada 3 pendekatan dalam perkembangan kurikulum subjek akademis, yaitu:
1.      Melanjutkan pendekatan struktur pengetahuan.
Murid-murid belajar bagaimana memperoleh dan menguji fakta, serta bukan sekedar mengingatnya.
2.      Studi yang bersifat integratif
Pengorganisasian tema-tema pengajaran didasarkan atas fenomena-fenomena alam, proses kerja ilmiah dan problema-problema yang ada. Maka, dikembangkan suatu model kurikulum yang terintegrasi (integrated curriculum). Ada beberapa ciri model kurikulum yang dikembangkan:
-          Menentukan tema-tema yang membentuk satu kesatuan (unifying theme)
-          Menyatukan kegiatan belajar dari beberapa disiplin ilmu.
-          Menyatuka berbagai cara/metode belajar.
3.      Pendekatan yang dilaksanakan pada sekolah-sekolah fundamentalis.


Ciri-ciri kurikulum subjek akademis yaitu sebagai berikut:
1.      Bertujuan untuk pemberian ide pengetahuan yang solid serta melatih para siswa menggunakan ide-ide dan proses “penelitian”.
2.      Metode yang paling sering digunakan adalah metode ekspositori dan inkuiri.
3.      Materi/ide-ide diberikan oleh guru yang kemudian dielaborasi oleh siswa sampai terkuasai, dengan proses sebagai berikut: konsep utama disusun secara sistematis, kemudian dikaji, selanjutnya dicari berbagai masalah penting, kemudian dirumuskan dan dicari cara pemecahannya.

Pola-pola organisasi isi (materi pelajaran) kurikulum subjek akademis diantaranya sebagai berikut:
1.      Correlated curriculum adalah pola organisasi materi atau konsep suatu pelajaran yang dikorelasikan dengan pelajaran lainnya.
2.      Unifyied atau  Concentrated curriculum adalah pola organisasi bahan pelajaran tersusun dalam tema-tema pelajaran tertentu, yang mencakup materi dari berbagai pelajaran displin ilmu.
3.      Integrated curriculum yaitu sama halnya dengan unifyied curriculum, namun yag membedakan pada integrated curriculum tidak nampak lagi displin ilmunya. Bahan ajar diintegrasikan dalam suatu persoalan, kegiatan atau segi kehidupa tertentu.
4.      Problem solving curriculum adalah pola organisasi isi yang berisi topik pemecahan masalah sosial yang dihadapi dalam kehidupan dengan menggunakan pengetahuan dan keterampilan yag diperoleh dari berbagai displin ilmu.

Untuk evaluasi, kurikulum subjek akademis menggunakan bentuk evaluasi yang bervariasi, namun lebih banyak digunakan bentuk uraian (essay) dari pada tes objektif.

B.     KURIKULUM HUMANISTIK

Kurikulum ini berdasarkan konsep aliran pendidikan pribadi (persoznalized educationi) yaitu John Dewey dan J.J. Rousseau. Konsep ini lebih mengutamakan siswa yang merupakan subjek yang menjadi pusat utama kegiatan pendidikan. Selain itu, pendidik humanis lebih juga berpegang pada konsep Gestalt, bahwa seorang anak merupakan satu kesatuan yang menyeluruh. Pendidikan diarahkan kepada membina manusia yang utuh bukan saja dari segi fisik dan intelektual tetapi juga segi sosial dan afektif (emosi, sikap, perasaan, nilai, dan lain-lain). 
Ada tiga aliran yang termasuk dalam pendidikan humanistik, yaitu:
1.  Pendidikan Konfluen, menekankan keutuhan pribadi, individu harus merespons secara utuh (baik segi pikiran, perasaan, maupun tindakan), terhadap kesaruan yang menyeluruh dari lingkungan.
2. Kritikisme Radikal, pendidikan sebagai upaya untuk membantu anak menemukan dan mengembangkan sendiri segala potensi yang dimilikinya.
3. Mistikisme Modern, yaitu aliran yang menekankan latihan dan pengembangan kepekaan perasaan, kehalusan budi pekerti, melalui sensitivity training, yoga, meditasi, dan sebagainya.

Kurikulum konfluen memiliki ciri-ciri utama sebagai berikut:
1.      Partispasi, kurikulum ini menekankan partisipasi murid dalam belajar.
2.     Integrasi, adanya interaksi, interpenetrasi, dan integrasi dari pemikiran, perasaan dan juga tindakan.
3.    Relevasi, adanya kerelevanan is kurikulum antara kebutuhan, minat dan kehidupan murid.
4.  Pribadi anak, memberikan tempat utama pada pribadi anak untuk berkembang dan beraktualisasi potensi secara utuh.
5.      Tujuan, memiliki tujuan mengembangka pribadi yang utuh.

Dalam evaluasi, kurikulum humanistik lebih mengutamakan proses dari pada hasil, dan tidak memiliki kriteria pencapaian. Sasaran kurikulum ini adalah perkembangan anak agar menjadi manusia yang lebih terbuka dan lebih mandiri.

C.    KURIKULUM REKONSTRUKSI SOSIAL

Kurikulum ini lebih memusatkan perhatian pada problema-problema yang dihadapinya dalam masyarakat. Pada kurikulum ini, pendidikan bukan upaya sendiri, melainkan kegiatan bersama, interaksi, dan kerja sama. Kerja sama dan interaksi yag terjadi bukan hanya antara guru dan siswa, melainkan antara siswa dengan siswa, siswa dengan lingkungan serta siswa dengan sumber belajar lainnya.

Pandangan rekonstruksi sosial di dalam kurikulum dimulai sekitar tahun 1920-an. Harold Rug melihat adanya kesenjangan antara kurikulum dengan masyarakat. Rug menginginkan siswa dapat mengidentifikasi dan memecahkan masalah-masalah sosial sehingga diharapkan dapat menciptakan masyarakat baru yang lebih stabil.

Theodore Brameld, pada awal tahu 1950-an menyampaikan gagasanya tentang rekonstruksi sosial. Untuk melaksanakan hal itu, sekolh mempunyai kewajiban membantu individu mengembangkan kemampuan sosialnya dan membantu bagaimana berpartisipasi sebaik-baiknya dalam kegiatan sosial.

Ciri-ciri desain kurikulum rekonstruksi sosial adalah sebagai berikut:
1.  Bertujuan utama menghadapkan para siswa pada tantangan, ancaman, hambatan-hambatan atau gangguan-gangguan yang dihadapi manusia dalam masyarakat.
2.   Kegiatan belajar dipusatkan pada masalah-masalah sosial yang mendesak.
3.  Pola-pola organsasi kurikulum ini disusun seperti sebuah roda, ditengah-tengahnya sebagai poros merupakan masalah yang menjadi tema utama.


Kurikulum rekonstruksi sosial memiliki komponen-komponen yang sama dengan model kurikulum lain tetapi isi da bentuk-bentuknya berbeda. Komponen-komponen kurikulum rekonstruksi sosial adalah sebagai berikut:
a)      Tujuan dan isi kurikulum.
Tujuan program pendidikan setiap tahun berubah.
b)      Metode.
Bagi rekonstruksi sosial, belajar merupakan kegiatan bersama, ada kebergantungan antara seorang dengan lainnya, tidak ada kompetisi, yag ada adalah kerjasama, pengertian dan konsensus.
c)      Evaluasi.
Siswa dilibatkan dalam memilih, menyusun, dan menilai bahan yang akan diujikan.

Untuk pelaksanaan pengajaran rekonsruksi sosial, Harold G. Shane menyarankan para pengembang kurikulum, agar mempelajari kecenderungan (trends) perkembangan. Kecenderungan utama adalah perkembangan teknologi dengan berbagai dampaknya terhadap kondisi dan perkembangan masyarakat. Kecenderungan lain adalah perkembangan ekonomi, politik, sosial, dan budaya.

D.    KURIKULUM TEKNOLOGIS

Perkembangan teknologi pada abad ini sangatlah pesat. Perkembangan teknologi tersebut mempengaruhi semua bidang, termasuk bidang pendidikan. Sejak dulu pendidikan telah menggunakan teknologi, seperti papan tulis, kapur, dan lain-lain. Namun, sekarang seiring dengan kemajuan teknologi  banyak alat (tool) seperti audio,video, overhead projector, film slide, dan motion film, serta banyak alat-alat lainnya.

Penerapan teknologi dalam bidang pendidikan khususnya kurikulum dibagi dalam dua bentuk, yaitu:
1.  Perangkat lunak (software) atau disebut juga teknologi sistem (system technology). Pada bentuk ini, lebih menekankan kepada penggunaan alat-alat teknologis yang menunjang efisiensi dan efektivitas pendidikan.
2. Perangkat keras (hardware) atau sering disebut juga teknologi alat (tools technology). Pada bentuk ini, lebih menekankan kepada penyusuna program pengajaran atau rencana pelajaran dengan menggunakan pendekatan sistem.

Ciri-ciri kurikulum yang dikembangkan dari konsep teknologis pendidikan (kurikulum teknologis), yaitu:
a. Tujuan diarahkan pada penguasaan kompetensi, yang dirumuskan dalam bentuk perilaku. Tujuan-tujuan yang bersifat umum yaitu kompetensi dirinci menjadi tujuan-tujuan khusus, yang disebut objektif atau tujuan instruksional.
b.  Metode yang digunakan biasanya bersifat individual, kemudian pada saat tertentu ada tugas-tugas yang harus dikerjakan secara kelompok. Pelaksanaan pengajaran mengikuti langkah-langkah sebagai berikut.
-          Penegasan tujuan kepada siswa.
-          Pelaksanaan pengajaran
-          Pengetahuan tentang hasil
-          Organisasi bahan ajar
-          Evaluasi

Pengembangan kurikulum teknologis berpegang pada beberapa kriteria, yaitu:
1. Prosedur pengembagan kurikulum dinilai dan disempurnakan oleh pengembang kurikulum yang lain.
2.  Hasil pengembangan terutama yang berbentuk model adalah yang bisa diuji coba ulang, dan hendaknya memberikan hasil yang sama.
Inti dari pengembangan kurikulum teknologis adalah penekanan pada kompetensi. Pengembangan dan penggunaan alat dan media pengajaran bukan hanya sebagai alat bantu tetapi bersatu dengan program pengajaran dan ditujukan pada penguasaan kompetensi tertentu.

Dalam pengembangan kurikulum teknologis kerjasama dengan para penyusun program dan penerbit media elektronik serta media cetak. Pengembangan pengajaran yang betul-betul berstruktur dan bersatu dengan alat dan media membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Ini merupakan hambatan utama dalam pengembangan kurikulum teknologis.

(dikutip dari Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek oleh Nana Syaodih Sukmadinata)